Wednesday, June 26, 2013

Demografi, Peluang dan Tantangan

Belakangan ramai diberitakan tentang pertumbuhan kelas menengah1 Indonesia yang menjadi salah satu pendorong pertumbuhan ekonomi saat ini.2 Berdasarkan data tersebut, Indonesia diproyeksikan akan mendapatkan bonus demografi, yaitu suatu keadaan dimana struktur penduduk didominasi oleh usia produktif antara 16-64 tahun dengan pengeluaran per kapita USD 2 – USD 20 per hari.

Berdasarkan sensus penduduk tahun 2010 yang dilakukan oleh BPS, jumlah usia produktif Indonesia meningkat dari 65% pada tahun 2000 menjadi 66,1% pada tahun 2010. Banyaknya usia produktif diharapkan mampu menjadi penggerak perekonomian, baik sebagai tenaga kerja berkualitas maupun pembuka lapangan kerja yang akan menyerap angkatan kerja. Jika peran ini mampu dilaksanakan, hal ini akan membantu pemerintah dalam mensubsidi penduduk dengan usia lanjut atau yang masih di bawah 16 tahun.

Gambar 1. Piramida Penduduk Indonesia

Peningkatan usia produktif ini disertai dengan meningkatnya pendapatan kelompok usia produktif tersebut. Tercatat, pada tahun 2003 hingga 2010 terjadi kenaikan pengeluaran per kapita kelas menengah Indonesia sebesar 18,8%. Hal ini seperti yang terlihat dalam tabel di bawah ini.

Tabel 1. Peningkatan kelas menengah dalam populasi penduduk Indonesia(3)

Menurut studi Bank Dunia, kalangan kelas menengah ini terbagi empat kelas(7). 

  • Pertama, kelas menengah dengan pengeluaran harian US$2-4 (38,5 persen). 
  • Kedua, kelas menengah dengan pengeluaran harian US$4-6 (11,7 persen).
  • Ketiga, kelas menengah dengan pengeluaran harian US$6-10 (5 persen) serta
  • golongan menengah dengan pengeluaran harian US$10-20 (1,3 persen).

Pertumbuhan usia produktif yang menghasilkan kelas menengah Indonesia dengan pendapatan yang meningkat, telah memberikan kontribusi terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) yang setiap tahun terus meningkat.4 Hal ini dikarenakan golongan masyarakat ini membutuhkan ketersediaan konsumsi yang besar.

Situasi perekonomian yang kian membaik disertai pertumbuhan penduduk dengan tingkat pendapatan yang meningkat. Apabila peluang bonus demografi dapat dipertahankan dan dimanfaatkan, boleh jadi cita-cita menuju negara maju akan tercapai.

Bonus demografi tidak hanya memberikan peluang, namun juga tantangan. Jika tidak mampu memanfaatkan peluang ini, Indonesia akan mengalami jebakan kelas menengah (Middle income trap), yaitu stagnansi atau bahkan kemunduran dari kelas menengah menjadi kelas bawah. Filipina dan beberapa negara di Amerika Latin adalah contoh negara yang masuk dalam jebakan kelas menengah. Sebab negara-negara tersebut tidak mampu memperbaiki kualitas sumber daya manusianya sehingga tidak mampu menciptakan produk-produk inovatif yang berdaya saing untuk industrinya.5

Kualitas sumber daya manusia setidaknya bisa dilihat dari Indeks Pembangunan Manusia (IPM). IPM adalah pengukuran perbandingan dari harapan hidup, melek huruf, pendidikan dan standar hidup untuk semua negara seluruh dunia. Berdasarkan perhitungan yang dilakukan oleh United Nation Development Program (UNDP), skor IPM Indonesia telah mengalami peningkatan dari tahun 2000 hingga 2011. Tapi skor IPM Indonesia ini masih tertinggal jika dibandingkan dengan Filipina, Thailand, Malaysia, Brunei Darussalam dan Singapura.

Jalan panjang menuju kesejahteraan seluruh masyarakat sesuai dengan amanat konstitusi telah terbuka lebar di depan mata. Dalam hal ini, sinergitas seluruh elemen bangsa tentu saja diperlukan untuk mewujudkannya. (NI)


Sumber:
1. Ada beberapa definisi tentang kelas menengah. Salah satunya adalah definisi yang diberikan oleh World Bank, yang melihat kelas menengah bedasarkan usia dan tingkat pengeluaran, yaitu masyarakat yang memiliki tingkat pengeluaran harian per-kapita sebesar USD 2 – USD 20 berdasarkan purchasing power parity (PPP) absolut tahun 2005.

2. Lihat http://www.apindo.or.id/index.php/berita-a-artikel/news/927-pertumbuhan-kelas-menengah-dongkrak-ekonomi-ri-

3. Hasil Susenas dan Penghitungan staf World Bank dalam Aviliani, dkk. 2011. Demographic Bonus dan Pertumbuhan Kelas Menengah.

4. Bank Indonesia. 2011. Analisis Sensitivitas Konsumsi Rumah Tangga terhadap PDB dan Pengaruh Inflasi terhadap Pola Konsumsi.

5. http://www.tempo.co/read/news/2012/09/13/090429281/Indonesia-Diminta-Waspada-Jebakan-Kelas-Menengah

6. Bank Indonesia. 2011. Informasi Kependudukan Indonesia

7. http://bisnis.news.viva.co.id/news/read/229748-bank-dunia--asing-incar-kelas-menengah-ri


No comments:

Post a Comment