Wednesday, May 29, 2013

Kemenko Perekonomian Siapkan Road Map Kemitraan Komoditas Pangan


Malang - Sorotan publik terhadap kebijakan pemerintah terkait komoditas pangan dan sektor pertanian yang terkesan berjalan sendiri-sendiri dan egosentris direspon oleh Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian dengan membuat road map kebijakan yang mengarah pada koordinasi antar Kementerian.

Dua komoditas yang kebijakannya sudah selesai disiapkan adalah gula dan susu. Untuk susu, rencananya pada 1 Juni nanti akan diluncurkan.
"Road map ini nanti ada di setiap Kementerian, apakah Kementerian Pertanian dan Perdagangan yang saat ini masing-masing mengembangkan kemitraan akan melakukan koordinasi dengan target dan tujuan yang sama," ungkap Diah Maulida, Deputi Bidang Koordinasi Pangan dan Sumber Daya Hayati pada Peringatan 1 Tahun PISAgro (Partnership for Sustainable Agriculture) di Malang, Rabu (29/5).
Menurut Diah, pengembangan secara terpadu pada komoditas lainnya yang melibatkan seluruh kementerian yang terkait dengan komoditas terebut juga akan disiapkan, sehingga setiap kementerian nantinya juga tidak akan berjalan sendiri-sendiri tetapi dalam satu koordinasi.
Wakil Menteri Pertanian, Rusman Hariawan, sependapat dengan rencana tersebut. "Memang perlu dipikirkan kedepan ada satu road map yang jelas terkait dengan beberapa program yang ada sekarang seperti program kemitraan dengan petani," ujarnya.

Rusman memberi contoh program kemitraan dengan petani yang dijalankan oleh beberapa kementerian. "Ada kemitraan yang dipelopori oleh Kementerian BUMN dengan program GP3K dan ada juga PISAgro yang diipelopori oleh perusahaan swasta baik lokal maupun asing. Keduanya sama-sama bertujuan baik ingin meningkatkan produktivitas petani. Kalau program kemitraan ini nantinya bisa disatukan dan dilakukan secara luas, saya yakin hasilnya akan jauh lebih baik," katanya panjang lebar.
Dia menyatakan dukungannya pada setiap program kemitraan yang melibatkan korporasi dan petani seperti halnya PISAgro. Karena hal itu akan mendorong penerapan pertanian yang baik dan meningkatkan produktivitas pangan serta meningkatkan kesejahteraan petani.
"Kami berharap program ini dikembangkan di beberapa daerah di Indonesia," tandasnya.
Menurutnya, pada 2050, jumlah penduduk di Indonesia diperkirakan akan mencapai 400 juta jiwa. "Diperlukan upaya bersama dari pemangku kepentingan untuk memastikan agar komoditas bahan pangan dapat mencukupi kebutuhan domestik yang dalam sepuluh tahun terakhir meningkat 100%," katanya.
Wakil Menteri Perdagangan, Bayu Krisnamurthi, mengatakan kemitraan berkelanjutan seperti PISAgro ini sangat dibutuhkan terkait dengan isu berkelanjutan di pasar global.
"Produk kita dilarang masuk pasar karena tidak sustainable dalam label perdagangan internasional. Ini tantangan yang kita hadapi," katanya.
Selain itu, lanjut dia, kemitraan yang mendorong peningkatan produksi juga sangat diperlukan ditengah pertumbuhan konsumsi pangan yang terus meningkat.
Saat ini terdapat 50 juta orang kelas konsumsi dan diprediksi dalam 15 tahun kedepan jumlahnya akan meningkat menjadi 120 juta orang. Ditambah lagi ada 50 kota di Indonesia dengan pertumbuhan konsumsi yang rata-rata 20% per tahun. Dari 50 kota tersebut, 25 kota diantaranya merupakan kota baru, termasuk Malang, Kediri, Banyuwangi dan lainnya. "Pertanyaannya, siapa yang akan memenuhi kebutuhan mereka. Ini artinya semua upaya peningkatan produktivitas akan direspon oleh pasar," terang dia.
Co-Chairman PISAgro, Franky Wijaya mengungkapkan PISAgro yang didirikan pada April 2012 lalu yang memiliki 13 anggota yang terdiri dari sejumlah perusahaan nasional dan internasional, LSM serta organisasi internasional yang bekerjasama dengan Forum Ekonomi Dunia.
Dalam kemitraannya dengan petani atau peternak, PISAgro punya target 20% meningkatkan produktivitas pertanian, 20% pendapatan petani, dan menurunkan 20% emisi gas rumah kaca.
"Kami akan mengembangkan program kemitraan ini dibeberapa daerah di Indonesia, bahkan kami juga akan merangkul pemerintah daerah untuk bersama memacu potensi daerahnya di sektor pangan. Salah satu yang telah bergabung dengan kita adalah Pemprov Jatim yang selama telah memberi dukungan," kata CEO SMART Tbk ini.
Dia menegaskan kemitraan dengan petani murni hubungan bisnis. "Tidak ada subsidi atau perlakukan khusus yang kita berikan kepada mereka. Kalau kita mengeluarkan dana besar, semuanya bertujuan ada peningkatan produktivitas dan perbaikan pola tanam yang tentunya akan memberi nilai lebih bagi perusahaan," katanya.
Franky berharap kemitraan yang dijalankan PISAgro ini tidak sebatas pada komoditas tertentu seperti kopi, kedelai, susu, coklat, padi dan kelapa sawit. Sebab masih banyak komoditas lain yang berpeluang dilakukannya kemitraan seperti dengan petani tebu. "Perusahaan yang bergerak di industri gula juga banyak, jadi kemitraan dengan tebu dan petani lainnya perlu juga dilakukan. Selain itu, PISAgro juga melakukan replika program serupa yang punya success story bagus di daerah-dearah lain sehingga program ini akan memberi makna yang luas dalam program pertanian berkelanjutan," pungkas dia.

No comments:

Post a Comment