"Karena uangnya untuk subsidi BBM, pemerintah tidak bisa beli bibit tanaman pangan. Akibatnya harga makanan mahal. Ini kan kebijakan yang keliru, BBM dikasih murah tetapi makanan mahal," kata Jusuf Kalla ketika ditemui wartawan di Hotel Dharmawangsa, Rabu, 3 April 2013.
Pada tahun lalu, pemerintah mengurangi subsidi pupuk dan bibit untuk menambal anggaran subsidi BBM yang jebol. Kalla juga mengkritik pemerintah yang sudah dua tahun membahas kenaikan harga BBM bersubsidi tetapi ternyata masih jalan di tempat.
Padahal, menurut JK, kenaikan harga BBM bersubsidi saat ini sebenarnya sudah tidak terlalu menekan masyarakat miskin. Dulu, kenaikan harga BBM dikhawatirkan bakal memberatkan rakyat kecil yang terbiasa menggunakan minyak tanah. »Sekarang kan sudah konversi ke elpiji, jadi efek (kenaikan harga) BBM ini kecil saja.”
Apalagi, kata JK, harga BBM bersubsidi Rp 6.000 per liter sudah pernah diterapkan dan kenaikan harga hingga di level tersebut masih bisa diterima masyarakat. "Sudah pernah Rp 6.000 per liter dan tidak ada yang protes,” ucapnya.
Menurut dia, tidak ada keputusan yang tidak berisiko terkait pengurangan subsidi BBM. »Tapi ambillah yang paling kecil risikonya. Kalau tidak dinaikkan, membahayakan ekonomi," kata JK.
No comments:
Post a Comment