Belakangan ramai diberitakan tentang pertumbuhan kelas menengah1
Indonesia yang menjadi salah satu pendorong pertumbuhan ekonomi saat ini.2
Berdasarkan data tersebut, Indonesia diproyeksikan akan mendapatkan bonus
demografi, yaitu suatu keadaan dimana struktur penduduk didominasi oleh usia
produktif antara 16-64 tahun dengan pengeluaran per kapita USD 2 – USD 20 per
hari.
Berdasarkan sensus penduduk tahun 2010 yang dilakukan oleh BPS,
jumlah usia produktif Indonesia meningkat dari 65% pada tahun 2000 menjadi
66,1% pada tahun 2010. Banyaknya usia produktif diharapkan mampu menjadi
penggerak perekonomian, baik sebagai tenaga kerja berkualitas maupun pembuka
lapangan kerja yang akan menyerap angkatan kerja. Jika peran ini mampu
dilaksanakan, hal ini akan membantu pemerintah dalam mensubsidi penduduk dengan
usia lanjut atau yang masih di bawah 16 tahun.
Peningkatan usia produktif ini disertai dengan meningkatnya
pendapatan kelompok usia produktif tersebut. Tercatat, pada tahun 2003 hingga
2010 terjadi kenaikan pengeluaran per kapita kelas menengah Indonesia sebesar
18,8%. Hal ini seperti yang terlihat dalam tabel di bawah ini.
Tabel 1. Peningkatan kelas menengah dalam populasi penduduk Indonesia(3)
Menurut studi Bank Dunia, kalangan kelas menengah ini terbagi empat kelas(7).
- Pertama, kelas menengah dengan pengeluaran harian US$2-4 (38,5 persen).
- Kedua, kelas menengah dengan pengeluaran harian US$4-6 (11,7 persen).
- Ketiga, kelas menengah dengan pengeluaran harian US$6-10 (5 persen) serta
- golongan menengah dengan pengeluaran harian US$10-20 (1,3 persen).
Pertumbuhan usia produktif yang menghasilkan kelas menengah
Indonesia dengan pendapatan yang meningkat, telah memberikan kontribusi
terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) yang setiap tahun terus meningkat.4 Hal
ini dikarenakan golongan masyarakat ini membutuhkan ketersediaan konsumsi yang
besar.
Situasi perekonomian yang kian membaik disertai pertumbuhan
penduduk dengan tingkat pendapatan yang meningkat. Apabila peluang bonus
demografi dapat dipertahankan dan dimanfaatkan, boleh jadi cita-cita menuju
negara maju akan tercapai.
Bonus demografi tidak hanya memberikan peluang, namun juga tantangan.
Jika tidak mampu memanfaatkan peluang ini, Indonesia akan mengalami jebakan
kelas menengah (Middle income trap), yaitu stagnansi atau bahkan kemunduran
dari kelas menengah menjadi kelas bawah. Filipina dan beberapa negara di
Amerika Latin adalah contoh negara yang masuk dalam jebakan kelas menengah.
Sebab negara-negara tersebut tidak mampu memperbaiki kualitas sumber daya
manusianya sehingga tidak mampu menciptakan produk-produk inovatif yang berdaya
saing untuk industrinya.5
Kualitas sumber daya manusia setidaknya bisa dilihat dari Indeks
Pembangunan Manusia (IPM). IPM adalah pengukuran perbandingan dari harapan
hidup, melek huruf, pendidikan dan standar hidup untuk semua negara seluruh
dunia. Berdasarkan perhitungan yang dilakukan oleh United Nation Development
Program (UNDP), skor IPM Indonesia telah mengalami peningkatan dari tahun 2000
hingga 2011. Tapi skor IPM Indonesia ini masih tertinggal jika dibandingkan
dengan Filipina, Thailand, Malaysia, Brunei Darussalam dan Singapura.
Jalan panjang menuju kesejahteraan seluruh masyarakat sesuai
dengan amanat konstitusi telah terbuka lebar di depan mata. Dalam hal ini,
sinergitas seluruh elemen bangsa tentu saja diperlukan untuk mewujudkannya.
(NI)
Sumber:
1. Ada beberapa definisi tentang kelas menengah. Salah satunya
adalah definisi yang diberikan oleh World Bank, yang melihat kelas menengah
bedasarkan usia dan tingkat pengeluaran, yaitu masyarakat yang memiliki tingkat
pengeluaran harian per-kapita sebesar USD 2 – USD 20 berdasarkan purchasing
power parity (PPP) absolut tahun 2005.
2. Lihat
http://www.apindo.or.id/index.php/berita-a-artikel/news/927-pertumbuhan-kelas-menengah-dongkrak-ekonomi-ri-
3. Hasil Susenas dan Penghitungan staf World Bank dalam
Aviliani, dkk. 2011. Demographic Bonus dan Pertumbuhan Kelas Menengah.
4. Bank Indonesia. 2011. Analisis Sensitivitas Konsumsi Rumah
Tangga terhadap PDB dan Pengaruh Inflasi terhadap Pola Konsumsi.
5.
http://www.tempo.co/read/news/2012/09/13/090429281/Indonesia-Diminta-Waspada-Jebakan-Kelas-Menengah
6. Bank Indonesia. 2011. Informasi Kependudukan Indonesia
7. http://bisnis.news.viva.co.id/news/read/229748-bank-dunia--asing-incar-kelas-menengah-ri
No comments:
Post a Comment