Friday, April 19, 2013

Benih Tahan Cuaca Ekstrim

Bantaeng, Sulsel, 7/5 (SIGAP) - Setelah Kabupaten Bantaeng menjadi model untuk pengembangan pertanian tanaman pangan dan hortikultura di Sulawesi Selatan, Pemkab segera membuat antisipasi anomali cuaca dengan memproduksi benih tahan terhadap cuaca ekstrim.

Bupati Bantaeng, HM Nurdin Abdullah di depan aparat pertanian, Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) se Kabupaten Bantaeng, Jum'at (6/5) mengatakan, hal ini harus segera dilakukan untuk menyelamatkan kemungkinan terjadinya krisis pangan akibat cuaca yang tidak menentu.

Pertemuan yang dilangsungkan di Kantor Badan Ketahanan Pangan dan PPL Bantaeng juga menghadirkan Camat dan Kepala Desa.

Kehadiran Camat dan Kadesnya itu berkaitan dijadikannya Kecamatan Bissappu sebagai percontohan tingkat kabupaten untuk keseragaman pola tanam. "Sebagai kecamatan pertama dari arah Kota Makassar selepas Kabupaten Jeneponto, keindahan penanaman Legowo-21 sudah harus terlihat di Bissappu," ujar Bupati.

Untuk mewujudkan harapan tersebut, Bupati berharap, aparat mengaktifkan pertemuan tudang sipulung agar dapat membahas masalah yang terkait dengan penanaman, misalnya soal ketersediaan bibit dan pupuk.

"Buat perencanaan yang terkoordinasi dengan Camat dan Kepala Desa agar bibit dapat disalurkan tepat waktu. Ini penting sebab sebagai negara agraris sangat ironi, bila kita masih mengimpor beras," ucapnya.

Khusus penggunaan sistem Legowo-21, dirinya mengatakan, penting dilakukan petani, selain dari sisi keindahan juga mencegah terjadinya serangan hama. Ini harus dilakukan sebab anomali cuaca bisa saja membuyarkan harapan.

"Bila tidak disiasati dengan rekayasa teknologi, bisa saja tanaman kita tak membuahkan hasil. Karena itulah, masyarakat harus bisa mengikuti standar penanaman yang kita lakukan. Hasilnya juga akan kembali kepada petani itu sendiri," ujar Bupati.

Bupati Bantaeng juga meminta kesiapan PPL agar benar-benar melakukan pendampingan kepada petani agar menguasai teknologi pertanian yang akan diterapkan.

Penguasaan tersebut sangat penting sebab tidak tertutup kemungkinan penunjukan Bantaeng menjadi model pengembangan tanaman pangan dan hortikultura akan membutuhkan tenaga PPL yang handal.

"Tenaga PPL kita kemungkinan menjadi supervisi terhadap daerah lain yang kita pasok bibit," tambah Bupati Bantaeng HM Nurdin Abdullah.

Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Holtikultura Pemkab Jayapura, Anna Sawai, menyatakan, pencanangan mekanisasi pertanian itu wujud komitmen pemerintah meningkatkan pembangunan pertanian agar perekonomian masyarakat setempat semakin baik.

Petani setempat, katanya, juga didorong mengembangkan kehidupan ekonomi melalui Koperasi Nawa Datun di Wilayah Pembangunan III Jayapura.

Pada era 1950, masyarakat setempat yang tanpa latar belakang pendidikan secara memadai, mampu mengembangkan ekonominya melalui Koperasi Nawa Datun dengan fokus usaha pengembangan potensi pertanian. (laporan budi/ant)

No comments:

Post a Comment