Friday, April 5, 2013

Prof. Dr. Ir. Suhardi , M.Sc Dekan Fakultas Kehutanan BERSUMPAH TIDAK MAKAN GANDUM SELAMA 25 TAHUN

JOGJA- Acara Apresiasi 25 Tahun Sumpah Gandum Bagi Prof Suhardi yang juga ketua Umum Partai Gerindra di helat di Gedung Wanita Jogja. Acara yang diselenggarakan oleh Joglo Suhardi dan Suhardi Institute ini juga dihadiri langsung oleh Suhardi, Bugiakso (Jendral Sudirman centre), Nomo Kuswoyo, Eko Galgendu, Firman (Cakra Tela) dan beberapa akademisi serta 500 undangan yang memadati balai sinta.

Prof Suhardi telah menjalani puasa untuk tidak makan gandum selama 25 tahun, hal ini dimaksudkan untuk menekan gandum jangan masuk kenegeri tercinta Indonesia.

Kebijakan Pemerintah selama ini tidak peka terhadap ekonomi pedesaan, terungkap jelas bahwa telah ada MOKAV dengan bahan BAKU KETELA yang SETARA DENGAN GANDUM.

Disampaikan oleh Prof Suhardi bahwa Tepung Ketela /Mokav rasanya sangat enak untuk membuat roti, dan bahan baku yang murah dan melimpah tersebut adanya di Indonesia. mau berapa ton saja siap. dan saudara dapat saksikan yang di hidangkan adalah roti dari ketela.

Dengan kita siapkan petani menanam ketela untuk kebutuhan sejumlah kebutuhan setahun gandum maka yang terjadi adalah kesejahteraan petani ketela yang dibuat mokav dan kebutuhan dalam negeri untuk bahan baku roti dans ebagainya tercukupi.

Keseriusan pengambil kebijakan sektor pertanian menjadi tolok ukur, di contohkan di jaman majapahit, seluruh tentaranya tidak perlu bingung saat berperang karena bangsa majapahit sangat tegas dalam menjaga dan memelihara lumbung pangan hidup seperti polo kependem, polo gemantung. Seluruh tanaman yang menghasilkan makanan baik yang tertanam di dalam bumi, di permukaan bumi maupun di atas kita terjaga dengan baik di hambaran sekitar rumah, dihutan maka berjalanpun kemana saja tentara di situ ada logistik pangan yang berlimpah. jadi tidak hanya komuditas beras/ padi saja. Hal itu terbukti saat perang mataram yang hanya mengandalkan beras melawan Belanda di Batavia maka lumbung beras di kerawang di bakar oleh antek VOC maka kalahlah Mataram.

Apalagi sekarang ini Indonesia sangat takut terhadap bangsa luar karena Indonesia sangat tergantung pangan terhadap bangsa asing. Sekarang tinggal kita memilih miskin di negeri kaya raya atau sebaliknya. (Waktoe/Ihsan).

No comments:

Post a Comment