Friday, April 19, 2013

Varietas Unggul Tahan Hama Dan Penyakit Serta Tahan Terhadap Iklim Ekstrim

Perubahan iklim yang terjadi saat ini mengakibatkan cuaca ekstrem baik kering maupun hujan yang sulit diprediksi, serta memunculkan serangan hama. Perubahan iklim global akan mempengaruhi setidaknya tiga unsur iklim dan komponen alam yang sangat erat kaitannya dengan pertanian, yaitu: Naiknya suhu udara yang juga berdampak terhadap unsur iklim lain, terutama kelembaban dan dinamika atmosfer, Berubahnya pola curah hujan dan makin meningkatnya intensitas kejadian iklim ekstrim (anomali iklim) seperti EI-Nino dan La-Nina, dan Naiknya permukaan air laut akibat pencairan gunung es di kutub utara

Cuaca Ekstrim bedampak pada :

A. Peningkatan Suhu Udara
Laju akumulasi fotosintat bersih untuk kebanyakan tanaman tropik, terutama yang termasuk ke dalam kelompok tanaman C-III, cenderung turun dengan meningkatnya suhu udara. Oleh sebab itu, peningkatan suhu akibat perubahan iklim sangat berpengaruh terhadap produktivitas tanaman, terutama tanaman semusim dan meningkatnya serangan hama penyakit.

B. Kejadian Iklim Ekstrim (Anomali)
Selain menurunkan produktivitas, pergeseran musim dan peningkatan intensitas kejadian iklim ekstrim, terutama kekeringan dan kebanjiran, juga menjadi penyebab penciutan dan fluktuasi luas tanam serta memperluas areal pertanaman yang akan gagal panen, terutama tanaman pangan dan tanaman semusim lainnya.
Oleh sebab itu perubahan iklim dan kejadian iklim ekstrim seperti EI-Nino dan La-Nina akan mengancam ketahanan pangan nasional, dan keberlanjutan pertanian pada umumnya. Sebagai gambaran, satu kali kejadian EI-Nino (lemah-sedang) dapat menurunkan produksi padi nasional sebesar 2-3%. Jika iklim ekstrim diikuti oleh peningkatan suhu udara maka penurunan produksi padi akan lebih tinggi lagi.

C. Peningkatan Permukaan Air Laut.
Selain akan menciutkan luas lahan pertanian akibat terendam air laut, peningkatan permukaan air laut juga akan meningkatkan salinitas (kegaraman) tanah sekitar pantai. Salinitas pada tanah bersifat racun bagi tanaman sehingga mengganggu fisiologis dan fisik pada tanaman, kecuali tanaman tumbuhan laut dan pantai atau varietas adaptif. Salinitas pada padi sangat erat kaitannya dengan keracunan logam berat, terutama Fe dan AI. Indonesia sebagai negara kepulauan mempunyai garis dan hamparan pantai yang sangat panjang, sehingga penciutan lahan pertanian akibat peningkatan permukaan air laut menjadi sangat luas.

Memenuhi tuntutan perubahan iklim yang semakin ekstrim yang terjadi ! ; banyak pihak mendesak pemerintah dalam hal ini adalah pihak pihak terkait dari tingkat bawah hingga tingkat atas dalam pemerintahan untuk segera menciptakan Varietas Unggul yang tahan terhadap hama dan penyakit serta tahan terhadap perubahan iklim yang semakin eksterim.

Sebenarnya kalau hanya menghadapi perubahan iklim yang berdampak pada musim yang tidak dapat diprediksi. Yang berdampak pada kekeringan dan kebanjiran yang ekstrim sebenarnya secara kultur teknis bisa diatasi sebagai contoh adalah :

1. Untuk mengatasi kekeringan : maka secara kultur teknis adalah menyediakan irigasi yang memadai dan menanam tanaman di dekat sumber mata air. Maka masalah kekeringan sudah bisa di atasi secara lokal. Tetapi jika kekeringan secara meluas maka petani bisa menanam tanaman yang tidak terlalu banyak membutuhkan air seperti tanaman palawija. Di beberapa daerah petani rela menyewa mesin penghisap air untuk mengairi tanamannya. Tentu saja mereka sudah memperhitungkan masak masak untung dan ruginya. Petani terkadang juga membuat sumur sumur di sawahnya sebagai sumber air ( tandon air ) sehingga pada saat musim hujan air , air hujan dapat tertampung kedalam sumur dan pada musim kemarau petani masih mempunyai persediaan air di sumur sumur. Sebenarnya pembuatan sumur di sawah berpotensi sebagai tempat / sumber penyediaan air sawah mengingat luas hamparan sawah sebagai media serapan air hujan. Peranan irigasi yang baik dan berdaya guna maksimal sangat dibutuhkan oleh petani dalam menghadapi kekeringan dan kebanjiran terhadap pertanaman.

2. Untuk mengatasi masalah kebanjiran atau kandungan air yang berlebih dalam tanah maka secara kultur teknis petani bisa membuat selokan selokan atau juring juring di sekitar pertanaman. Dalam hal ini juga harus mempehatikan letak lahan itu berada. Sehingga ketika hujan tiba tiba turun maka air hujan akan segera terbuang. Atau bisa dengan cara cara lainnya sesuai dengan keadaan daerah.

Tetapi tuntutan kami kepada pihak pemerintah tidak hanya itu saja tetapi pemerintah hendaknya bisa menciptakan varietas unggul tahan hama dan penyakit serta perubahan iklim ekstrim. Varietas unggul tahan hama dan penyakit sudah banyak dikembangkan oleh pemerintah tetapi yang tahan terhadap perubahan iklim ekstrim yang masih sedikit dikembangkan. Varietas tahan iklim ekstrim adalah varietas yang tahan terhadap paparan sinar Ultra Violet ( UV ) sinar matahari. Hal ini supaya benar benar harus menjadi perhatian utama pihak pihak terkait mengingat manusia tidak dapat memanipulasi paparan / radiasi UV dari sinar matahari.
Serta tahan terhadap kadar garam mengingat permukaan air laut yang semakin naik menuju daratan bersamaan dengan mencairnya es di kutub utara.

Sebenarnya bisa saja manusia mengurangi paparan / radiasi UV sinar matahari terhadap tanaman yaitu dengan pembuatan rumah kaca. Pertanyaannya apakah hal itu efektif di terapkan kepada petani di Indonesia ? yang patut dipertimbangkan adalah biaya pembuatan rumah kaca yang tidak sedikit.

Banyak pihak terutama pemerintah yang mengklaim bahwa telah menciptakan varietas unggul tahan hama dan penyakit tertentu serta tahan terhadap perubahan iklim. Tetapi klaim mereka adalah varietas yang sedikit lebih tahan terhadap kekeringan dan kebanjiran terutama varietas padi dan sejenisnya. Seperti yang sudah kami jelaskan diatas bahwa tahan terhadap kekeringan dan kebanjiran bukan satu satunya dampak dari perubahan iklim Ekstrim. Jika varietas yang mereka klaim tahan terhadap kekeringan dan kebanjiran maka varietas biasa saja juga bisa tentu saja dengan catatan tertentu yaitu adanya perlakukan kultur teknis seperti yang kami jelaskan sebelumnya ( diatas ) artikel ini.

Tantangan bagi pemulia tanaman adalah ketahanan tanaman terhadap paparan UV sinar matahari yang semakin ekstrim dan kemampuan tanaman terhadap kadar garam di tanah ?

Ketika pemerintah dan pihak pihak terkait mengklaim bahwa mereka sudah menciptakan varietas unggul tahan terhadap hama dan penyakit tertentu serta tahan terhadap iklim ekstrim , apakah varietas tersebut juga tahan terhadap paparan UV sinar matahari serta tahan terhadap kadar garam pada tanah yang juga meningkat ? jika jawabannya ya maka silahkan anda luncurkan varietas tersebut ke masyarakat; Tetapi jika tidak maka ciptakan kembali varietas yang bener benar tahan terhapap perubahan iklim yang semakin ekstrim.

Petani jangan hanya dijadikan sebagai ladang percobaan varietas varietas unggul secara politik. Maksud kami adalah pihak pemerintah mengklaim telah menciptakan varietas unggul tahan terhadap hama dan penyakit tertentu serta tahan terhadap perubahan iklim ekstrim karena besarnya desakan desakan dari banyak pihak. Varietas unggul yang diklaim tersebut hanya sebagai kamuflase atau hanya sebangai pencitraan politik supaya terlihat baik yang tentu saja nanti berdampak positif.

Urusan petani tidak bisa di kaitkan dengan politik. Apapun politik anda petani harus terus menghasilkan dan terus menanam karena para petani harus memenuhi kebutuhan hidup dirinya sendiri dan orang banyak. Mengingat hasil hasil pertanian dibutuhkan oleh manusia untuk menyambung hidup.

VARIETAS VARIETAS YANG DIKLAIM OLEH PEMERINTAH SEBAGAI VARIETAS TAHAN TERHADAP PERUBAHAN IKLIM EKSTRIM

1. VARIETAS PADI tahan terhadap perubahan iklim Ektrim
Sejak musim kering 2009, Badan Litbang telah menyiapkan benih penjenis / dasar (BS) padi varietas unggul baru (VUB) agak tahan dan tahan kekeringan serta berumur agak genjah (kurang dari 100 hari) sebanyak 20,1 ton yang terdiri dari inhibrida padi irigasi ( inpari ) 1 (12,1 ton), silugonggo (4 ton), dan dodokan (4 ton).
Benih tersebut disebarkan di 9 provinsi penghasil beras utama. Jika benih tersebut diperbanyak terus-menerus hingga menghasilkan ES (benih sebar), bisa mencukupi luas tanah sekitar 4,02 juta ha. VUB padi toleran kekeringan adalah towuti, gajah mungkur, silugonggo, kalimutu, jatiluhur, IR234-27, dodokan, jongkok, inapri 10, situ bagendit, dan situ patenggang. VUB padi umur genjah adalah silugonggo, dodokan, inpari 10, situ bagendit, dan mekongga.

Sedangkan menurut Drs. M. ISTIDJAB, MM, Sekretaris Dinas Pertanian Provinsi Jawa Timur mengatakan beberapa varietas padi baru yang dihasilkan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Kementerian Pertanian untuk mengantisipasi perubahan iklim tersebut antara lain : Inpara (toleran terhadap rendaman), Inpago (tahan kekeringan), dan Inpari (tahan serangan hama tanaman). Penamaan VUB untuk ekosistem sawah irigasi memakai Inpari (Inhibrida padi irigasi), Inpara (Inhibrida padi rawa), dan Inpago (Inhibrida padi gogo).
Inpari 11, 12, dan 13 merupakan varietas terbaru yang telah dilepas oleh Balai Besar Padi tahun 2009. Ketiga VUB ini memiliki keunggulan yaitu produktivitas lebih tinggi dari IR 64 dan diharapkan dapat mengganti varietas Silugonggo dan Dodokan sebagai varietas berumur genjah.

2. VARIETAS PALAWIJA tahan terhadap perubahan iklim ekstrim
Adapun VUB palawija tahan kering, seperti kedelai argomulyo dan burangrang; kacang tanah singa dan jarapah; kacang hijau kutilang; serta jagung bima, lamuru, sukmaraga, dan anoman

3. VARIETAS CABAI tehan terhadap perubahan iklim
Menurut Tim penelitian dosen Fakultas Pertanian, Universitas Padjadjaran, Jatinangor, Kab.Sumedang berhasil mengembangkan variates baru cabai yang dapat bertahan dalam cuaca ekstrem adalah Cabai varietas Cabai Jatinangor 6. Varietas Cabai Jatinangor dijelaskan hanya tahan terhadap penyakit Antraknosa dan diprediksi juga tahan terhadap perubahan iklim ekstrim. Kemudian timbul pertanyaan tahan terhadap perubahan iklim ekstrim yang bagaimana ? Jika hanya tahan terhadap kekeringan dan kebanjiran maka varietas biasa saja juga sudah cukup tahan dengan catatan perbaikan kultur teknis seperti tersebut diatas.

Menurut KBR68H, Jakarta - Para peneliti saat ini belum menemukan varietas bibit tanaman cabai yang tahan cuaca ekstrim. Karena itu, untuk mencegah melonjaknya harga jual cabai akibat cuaca ekstrim, masyarakat dianjurkan menanam sendiri cabai dalam kantong plastik atau pot. Selama ini, Pemerintah menyalahkan cuaca ekstrim sebagai penyebab kegagalan panen dan berujung pada melonjaknya harga cabai.

Menurut JAKARTA--MICOM: Di tengah carut-marut harga cabai nasional, Badan Penelitian dan Pengembangan Tanaman Holtikultura (Balithor) Kementerian Pertanian menghembuskan angin segar.

Kamis (6/1), Kepala Balithor Yusdar Hilman menyatakan pihaknya telah menyiapkan varietas benih cabai yang mampu bertahan di tengah cuaca ekstrem yang mengancam kelangsungan produksi pertanian pada Juni 2011 ini.

"Juni 2011, kami akan melepas satu varietas benih cabai baru yang tahan cuaca ekstrem yang menjadi ancaman produk-produk pertanian pada tahun ini," ujar Yusdar di sela-sela Workshop Holtikultura di Jakarta, Kamis (6/1).

Benih yang belum diberi nama itu disebut-sebut berkualitas tinggi karena tahan penyakit antraknosa yang bisanya menggagalkan panen akibat musim hujan yang berkepanjangan.

Antraknosa ialah penyakit patek pada tanaman cabai yang disebabkan oleh cendawan Colletotrichum yang mampu menghancurkan panen sebesar 20-90%. Jamur ini terutama banyak terdapat pada musim hujan dan berkembang pesat dalam kelembaban udara 32 derajat celcius.

Kekhasan yang ada dalam benih cabai itu ialah menghasilkan cabai keriting merah dengan rasa pedas lebih dari cabai keriting merah biasanya.

Selain itu, dari dua musim percobaan di Ciamis, Jawa Barat, produksi benih ini telah terbukti, yaitu bisa menghasilkan 12 ton per hektare meski tahun 2010 lalu diklaim sebagai musim kemarau basah karena curah hujan yang tinggi sepanjang tahun.

CATATAN Khusus :
Varietas tahan terhadap iklim ekstrim adalah
Varietas yang tahan terhadap kekeringan dan kebanjiran -
Tahan terhadap paparan Ultra Violet (UV ) Sinar Matahari yang Ekstrim
Tahan terhadap kadar garam

Ketika ketiga hal tersebut sudah dapat terpenuhi maka segera luncurkan ke masyarakat untuk di budidayakan bersama. Dan jika hanya tahan terhadap salah satu atau beberapa saja maka lebih baik jangan diumumkan ke masyarakat. Petani adalah pengusaha jika usaha yang diupayakan gagal hanya karena iklan atau pencitraan politik maka yang menanggung adalah petani itu sendiri.

Salam

Dwi Hartoyo,SP

REFERENSI
Benih-Cabai-Tahan-Cuaca-Ekstrem-Diluncurkan-Juni
Bibit-cabai-tahan-cuaca-ekstrim-belum-ditemukan
Cabai-jatinangor-6-tahan-cuaca-ekstrem
Pemerintah-hasilkan-10-varietas-padi-baru
http://cetak.bangkapos.com/opini/read/921.html
10-varietas-padi-baru-untuk-mengantisipasi-perubahan-iklim
http://portaljakarta.com/pemerintah-klaim-hasilkan-10-varietas-padi-baru
Dampak-peru-bahan-iklim-pada-sektor
http://wartapedia.com/nasional/nusantara/3420-inpara-pengembangan-padi-varietas-baru-tahan-cuaca.html
Benih.Padi.Siap.tetapi.Ada.di.Mana.

No comments:

Post a Comment