Tuesday, April 23, 2013

Tepung Sorgum sekalipun menjanjikan utk menggantikan tepung terigu tetapi tanpa komitmen yg kuat dari pemerintah dan Bogasari maka nasibnya akan sama seperti tepung singkong, tepung kentang dsb.

SORGUM Tanaman Harapan Masa Depan


Tanaman sorgum bukan asli Indonesia melainkan dari Ethiopia dan Sudan, Afrika. Namun, di wilayah tertentu di Indonesia, sorgum sudah cukup dikenal. Buktinya, di Indonesia, sorgum punya beberapa nama, seperti gandrung, jagung pari, dan jagung canthel. Bahkan, tepung sorgum sudah lama digunakan masyarakat di Indonesia sebagai bahan dasar pembuatan kue apem sebagai pengganti tepung beras.
Meskipun sorgum tanaman introduksi, Indonesia memiliki peluang yang sangat besar untuk mengembangkannya. Sorgum merupakan salah satu jenis tanaman serelia yang mempunyai potensi besar untuk dikembangkan di Indonesia karena mempunyai daerah adaptasi yang luas. Sorgum cukup toleran terhadap tanah yang kurang subur atau tanah kritis. Sehingga lahan-lahan yang kurang produktif atau lahan tidur bisa ditanami.
Tanaman sorgum toleran terhadap kekeringan dan genangan air, dapat berproduksi pada lahan marginal, serta relatif tahan terhadap gangguan hama dan penyakit. Keunggulan lainnya, umur panennya relatif pendek (55 hari) dan dapat dipanen tiga kali dalam satu kali tanam. Sorgum tidak memerlukan teknologi dan perawatan khusus sebagaimana tanaman lain. Untuk mendapatkan hasil maksimal, sorgum sebaiknya ditanam ketika musim kemarau karena sepanjang hidupnya memerlukan sinar matahari penuh.
Di Jepang, sorgum disebut hogiguza, yamg artinya rumput untuk pembuatan bahan sapu. Di Indonesia, sorgum juga disebut hermada, singkatan dari tanaman “harapan masa depan”. Disebut demikian karena hampir semua bagian tanaman bisa dimanfaatkan, baik untuk pakan, pangan, maupun industri. Bulir atau biji sorgum selain mengandung 60-70% karbohidrat, tiap 100 gram bijinya mangandung 9,4 gram protein sehingga sangat potensial dijadikan pangan alternative penganti beras.
Apalagi rasanya hampir sama dengan beras, sehingga tidak terlalu asing dan mudah diterima oleh lidah orang Indonesia. Produk sorgum juga dapat ditingkatkan cita rasanya seperti olahan dalam bentuk kering (cokies sorgum, mie kering) dan basah (brownies, tape, jenang, dan tempe yang bisa dijual untuk menambah pendapatan keluarga. Batang dan daunnya dapat diolah menjadi pakan ternak (sapi dan kerbau) yang bergizi tinggi.



Biji sorgum dapat digunakan sebagai bahan pangan serta bahan baku industri pakan dan pangan. Seperti industri gula, monosodium glutamate (MSG), asam amino, dan industri minuman serta bahan bakar (bioetanol). Dengan kata lain, sorgum merupakan komoditas pengembang untuk diversivikasi industri secara vertikal. Prospek penggunaan biji sorgum yang terbesar adalah pakan yang mencapai 26,63 juta ton untuk wilayah Asia-Australia dan diperkirakan masih terjadi kekurangan sekitar 6,72 juta ton.
Kondisi ini member peluang bagi Indonesia untuk mengekspor sorgum. Karena kandungan karbohidratnya yang tinggi. Di daerah-daerah yang beriklim kering, umumnya sorgum diusahakan sebagai tanaman pangan. Amun, di Negara-negara maju yang persediaan bahan pangannya berlimpah, sorgum ditanam sebagai bahan pakan karena kandungan gizinya cukup tinggi (setara jagung) dan sebagai bahan baku industri.
Sebagai bahan industri, kandungan 71% pati biji sorgum dapat di hidrolisis menjadi gula sederhana. Biji sorgum dapat dibuat gula atau glukosa cair atau sirup fruktosa sesuai kandungan gula pada biji. Gula sederhana yang diperoleh dari biji sorgum selanjutnya dapat difermentasikan untuk menghasilkan alkohol. Satu ton biji sorgum juga dapat menghasilkan 384 liter alkohol.
Untuk sweet sorgum, bahan baku bioetanol, bisa dibuat dari biji dan batang. Selama ini, alkohol umumnya dibuat dari biji sorgum yang berkualitas rendah atau berjamur. Untuk menghasilkan bioetanol berkualitas tinggi, harus menggunakan biji sorgum yang terpilih. Diluar itu, hasil olahan biji sorgum yang potensial adalah tepung sorgum yang dapat digunakan sebagai bahan baku atau bahan pembantu industri.
Misalnya industri peleburan biji-biji alumunium dan bahan perekat untuk menggumpalkan cairan alumunium (floculant). Sementara untuk perekat industri perkayuan, tidak kurang dari 2.500 ton terigu di Kalimantan Timur yang digunakan setipa bulannya. Semua potensi ini membuat prospek pengembangan sorgum di Indonesia makin menarik.
Pustaka LITBANG DEPTAN
Pemanfaatan Tepung SORGUM untuk Produk OLAHAN

”Profesor Sorgum” Menangis di Depan Dahlan Iskan

“Sang profesor sangat gembira karena ahli lulusan IPB itu merasa tidak sia-sia. Ketekunannya mendalami sorgum sejak muda sampai menjadi profesor akan sangat berarti,”



TEMPO.COJakarta - Pemerintah berencana menggalakkan penanaman sorgum (tanaman serbaguna pengganti gandum) secara besar-besaran mulai Februari 2013. Langkah ini dilakukan untuk mengurangi ketergantungan Indonesia terhadap impor gandum yang setiap tahun semakin tinggi. Tapi mengapa baru sekarang?
Soal ini sebenarnya juga pernah dikeluhkan ahli sorgum dari Institut Pertanian Bogor yang saat ini mengajar di Universitas Lampung, Profesor Sungkono. Maka, ketika diputuskan bahwa BUMN akan menggalakkan sorgum di Indonesia, ia sangat terharu sampai berlinang air mata.
“Sang profesor sangat gembira karena ahli lulusan IPB itu merasa tidak sia-sia. Ketekunannya mendalami sorgum sejak muda sampai menjadi profesor akan sangat berarti,” kata Menteri BUMN Dahlan Iskan dalam tulisan di blog pribadinya mengenai sorgum, Senin, 12 November 2012.
Rencana pengembangan sorgum ini bermula ketika Dahlan merasa miris dengan kondisi Indonesia yang impor gandumnya terus meningkat setiap tahun. Wajar saja, kegemaran masyarakat Indonesia akan mi instan dan roti yang diproduksi dari gandum membuat kebutuhan akan tepung satu ini sangat besar. “Padahal, kita kian doyan mi dan roti,” ujar mantan Direktur Utama PLN ini.
Celakanya, gandum tak bisa ditanam di iklim dua musim seperti negara kita. Tanaman itu hanya cocok ditanam di negara dengan empat musim, seperti di Amerika. Akibatnya, Indonesia terus mengimpor gandum dari luar. “Kita yang miskin terus menghidupi petani negara maju. Angka impor itu akan naik terus seiring dengan kegemaran kita makan mi dan roti yang terus meningkat,” kata dia.
Tak puas dengan keadaan ini, Dahlan mengajak Menteri Ristek Gusti Muhammad Hatta dan para ahli sorgum berkumpul untuk mencari cara mengurangi impor gandum yang begitu besar, bulan Juli lalu. Salah satunya hadir Prof. Sungkono. Kesimpulannya, sorgumlah yang bisa diandalkan.
PTPN XII bergerak cepat. Mereka menanam lima jenis benih sorgum di lahan marginal 7,5 hektare di Banyuwangi. Namun, dari hasil panen perdana Sabtu lalu, cuma ada dua jenis sorgum yang sangat baik hasilnya. Dua benih unggul hasil produksi Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan) yang belum bernama itu pun untuk sementara disebut Citayam (karena dibenihkan di Desa Citayam) dan Numbu B.
“Sorgum-lah yang akan bisa mengurangi impor gandum kita yang mencapai 7 juta ton per tahun itu. Kita ini tidak bisa menanam gandum di Indonesia,” kata dia.
Hasil dari sorgum pun sudah terlihat dan dinikmati Dahlan. Usai panen, ibu-ibu dari PTPN XII menyuguhkan penganan hasil olahan dari tepung sorgum kepada para tamu undangan. Ada roti, sosis, dan makanan tradisional nogosari. “Saya coba memakan semuanya. Saya rasakan enaknya,” ujar Dahlan.

Dahlan Iskan: sorgum bisa kurangi impor gandum

Seorang petani mengairi tanaman sorgum yang diujicobakan pada lahan pasir di kawasan Pantai Baru, Srandakan, Bantul, Yogyakarta (ANTARA/Sigid Kurniawan)


Banyuwangi (ANTARA News) - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan optimistis produksi sorgum dapat mengurangi impor gandum Indonesia.

"Setiap tahun kita impor gandum sebanyak 7,1 ton dari Amerika," tuturnya di sela-sela panen raya sorgum di Afdeling Kampe PT Perkebunan Nasional XII Pasewaran, Desa Bansring, Kecamatan Wongsorejo, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, Sabtu.

Panen perdana sorgum ditandai dengan pemotongan batang sorgum oleh Dahlan Iskan, didampingi Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas dan pejabat PTPN XII, serta para direksi BUMN.

Menurut Dahlan, sorgum bisa mengurangi impor gandum dari Amerika karena gandum tidak bisa tumbuh di Indonesia dan hanya tumbuh di negara yang memiliki empat musim.

"Tingginya impor gandum karena orang Indonesia gemar makan mie dan roti, padahal gandum tidak bisa ditanam di Indonesia dan hanya cocok ditanam di negara yang punya empat musim," kata Dahlan.

Setelah penelitian bertahun-tahun, kata dia, akhirnya ditemukan tanaman sorgum yang bisa menggantikan gandum sebagai bahan baku roti dan mie.

"Penanaman sorgum secara nasional akan dimulai tahun depan dengan target 15 ribu hektare yang tersebar di Banyuwangi, Sumbawa dan Sulawesi," paparnya.

Dahlan menjelaskan sorgum akan ditanam di Banyuwangi minimal 3.000 hektare dan penanamannya akan dimulai Februari 2013.

Sementara Direktur Utama PTPN XII Irwan Basri mengatakan sorgum yang dipanen di Banyuwangi ditanam di atas lahan percobaan seluas 7,4 hektare dan setiap 1 hektare menghasilkan 95 ribu batang pohon sorgum.

"Ada lima varietas yang ditanam yakni Kawali, Citayam, Numbu B, Numbu M dan Pahat," tuturnya.

Dari kelima varietas tersebut, varietas yang memberikan hasil terbaik adalah varietas Citayam dengan hasil 6,4 ton per hektare, Numbu B sebanyak 4,8 ton per hektare, Kawali sebanyak 2,4 ton per hektare, Numbu M sebanyak 1,3 ton per hektare dan Lahat 1,6 ton per hektare. 

"Tanaman sorgum menghasilkan satu batang yang menjadi 1 ons tepung, padahal biasanya satu pohon hanya 0,5 ons tepung. Pasarnya sudah ada, meskipun baru panen perdana," katanya.

(ANTARA/E011) 

antaranews.com

Dirut PT Perkebunan Nasional XII (PTPN XII) Irwan Basri merontokkan tanaman sorghum di PTPN XII Pasewaran, Desa Bangsring, Wongsorejo, Banyuwangi, Jawa Timur, Sabtu (9/3)


BANYUWANGI, 9/3 – PANEN SORGHUM. Dirut PT Perkebunan Nasional XII (PTPN XII) Irwan Basri merontokkan tanaman sorghum di PTPN XII Pasewaran, Desa Bangsring, Wongsorejo, Banyuwangi, Jawa Timur, Sabtu (9/3).

Penanaman sorgum yang dapat menghasil 7,1 juta ton per tahun tersebut untuk mengurangi impor gandum dari Amerika, sehingga produsen roti dan mie nantinya dapat memanfaatkan bahan baku lokal. FOTO ANTARA/Seno S./Koz/Spt/13.
www.bisnis-jatim.com

2 comments:

  1. terima kasih infonya..saya mau nanya, dimana saya bisa membeli mesin perontok seperti gambar diatas..? dan berapa kisaran harganya ya min
    ..?

    ReplyDelete
  2. Mau tanya.. dimanakah bisa di temukan tepung sorgum??

    ReplyDelete